Minggu, 14 Maret 2010

Cerpen Kimia : Argon Si Pemalas

Kata Kunci: argon, cerpen kimia
Ditulis oleh Halimah Pakot pada 24-10-2009

argon-malas“Ar, bangun! Dah siang nih, pemalas banget sih?”

“Mm..kak Neon masih ngantuk, semalam kan aku ngisi lampu pijar di rumah manusia, jadi masih ngantuk…”

“Ah alasan, kakak juga semalam beracting jadi lampu iklan di jalan-jalan manusia, tapi bangunku selalu pagi-pagi gak pernah keduluan sama ayam, gak kayak kamu”

“Ah…bising-bising, masih ngantuk…hus..hus…keluar!”

“Argon!!!”

“Apalagi sih kak?”

“Gak, kakak pergi dulu ya, daah adikku yang malas”

“Dasar! Ganggu orang tidur aja”

Selalu saja mengejekku seperti itu,bahkan William Ramsay yang pernah menemukanku waktu aku tersesat bilangnya juga begitu, kalau aku ini sipemalas, sampai-sampai dia memanggilku dalam bahasa Yunani Argos. Kau tahu apa arti Argos?Argos artinya malas. Apa kemalasan ku nyampe segitunya? Sebenarnya aku tidak begitu malas, hanya tubuhku yang terbuat dari gas ini mempunyai sifat yang Inert. Coba saja bayangkan kalau kalian nyari gas mulia (nama klan keluargaku) yang paling banyak beredar di dunia manusia tepatnya di udara maka akulah orangnya, soalnya kadarku saja nyampe 0,93% dari udara kering, bebas uap air lagi.Bahkan di inggris aku sering digunakan sampai 30.000 per ton. Terutama untuk atmosfir pengelasan logam.

Huaaah…masih ngantuk, tidur lagi ah….

ZZZ….ZZZ…ZZZ..!!!!@%^&&*

Bangun tidur…tidur lagi

Bangun lagi….tidur lagi…

Bangun…tidur lagi…

Suara nyanyiannya Mbah surip yang kujadikan nada dering ponselku terus mengganggu

“Hallo….” Mataku setengah terpejam mengangkat telepon

“Masih tidur Ar, ni dah jam berapa sayang?” Ternyata Kakakku Helium

“Mmm…masih pagi kali”

“Masa matahari dah di ubun-ubun ngomong masih pagi”

“Hah…!! Dah siang!! Aku lupa…harus membantu manusia membuat Roket!! Aduh gimana nih?kok kak Neon gak bangunin aku lagi….gimana sih? Kak Neon…!kak Neon…!! Eh lupa kak Neon kan tadi dah pergi. Adik-adiku yang manis aja, Krypton…! Xenon…!Radon…!!pada kemana sih?”

“Mereka semuanya dah pergi Argon adikku sayang”

“Waah aku dirumah alone dong. Aduh…dah terlambat nih,dah dulu ya kak ”

Beberapa saat kemudian Argon berlari-lari kecil dari rumahnya no 18 gang 3 blok VIIIA di kota Sistem Periodik Unsur menuju manusia untuk membantu manusia menjadi bahan untuk pembuatan Roket

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/tips_dan_opini/cerpen-kimia-argon-si-pemalas/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Asam basa Lewis, Asam basa dan Redoks

Ditulis oleh Taro Saito pada 24-10-2009

Asam basa Lewis

Sementara konsep asam basa Brønsted terbatas pada transfer proton, asam Lewis A biasanya didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron dan basa Lewis B sebagai donor, pasangan elektron. Asam A dan basa :B terikat membentuk aduk A:B. Misalnya, asam Lewis BF3 dan basa bas Lewis OEt2 (dietileter) membentuk aduk F3B:OEt2. Kestabilannya meningkat dengan terbentuknya oktet di sekitar boron ketika terbentuk aduk. Kestabilan aduk diungkapkan dalam konstanta kesetimbangan reaksi :

konstanta kesetimbangan reaksi

Oleh karena itu, keasaman Lewis diukur dengan membandingkan Kf terhadap basa yang sama :B.

Karena proton juga merupakan akseptor elektron, asam Brønsted adalah kasus spesial definisi asam yang lebih umum yakni Lewis. Menurut definisi ini, ikatan koordinat antara logam transisi (asam Lewis) dan ligan (basa Lewis) juga merupakan reaksi asam basa.

V. Gutmann mengusulkan negatif entalpi pembentukan (dalam satuan kkal.mol-1) dari aduk (Cl5Sb-Sol) dari suatu pelarut Sol (solvent) dengan asam standar (SbCl5) dalam dikhloroetana sebagai ukuran kebasaan Lewis pelarut. Bilangan ini disebut bilangan donor (donor number (D.N.)) pelarut. Di pihak lain, pergeseran kimia 31P NMR dari Et3P dalam pelarut didefinisikan sebagai ukuran keasaman Lewis pelarut dan disebut dengan bilangan akseptor (acceptor number (A.N.)). Klasifikasi asam basa keras lunak R. G. Pearson mengklasifikasikan asam basa Lewis sesuai dengan kekerasan dan kelunakannya. Klasifikasi ini merupakan perluasan dari teori yang awalnya dikembangkan oleh S. Ahrland, J. Chatt, dan N. R. Davies, yang mengusulkan agar kation logam diklasifikasikan dalam urutan konstanta kestabilan pembentukan kompleksnya dengan anion halida Kf. Urutannya adalah I <>f untuk ion logam yang masuk klas a, dan urutannya mengikuti f <>perbatasan.

Yang harus dicatat adalah Kf cenderung bernilai besar dengan bergabungnya asam keras dan basa keras, atau asam lunak dan basa lunak. Bila konsep ini diperluas dari kation sederhana dan anion halida ke asam dan basa Lewis umum, asam basa tadi dapat diklasifikasikan dengan afinitas asam basa keras lunak. Asam basa keras lunak yang khas ditunjukkan di Tabel 3.3.

klasifikasi asam basa

Ungkapan kualitatif “kelunakan” adalah bentuk pengungkapan dengan bahasa lain “kemudahan polarisasi” dan “semakin besarnya kontribusi kovalensi dari ikatan ion dalam ikatan”. Kation alkali dan alkali tanah serta aluminum adalah asam keras dan kation merkuri, tembaga, perak, dan emas, dsb. termasuk kelas lunak. Sementara oksida adalah anion keras, sulfida dan senyawa fosfor adalah anion lunak. Dalam mineral di kerak bumi, aluminum yang keras dan oksofilik (suka pada oksigen) didapatkan sebagai oksida, dan kadmium, yang lunak dan kalkofilik ditemukan sebagai sulfida

Asam basa dan redoks

Beberapa orang mencampuradukkan asam basa dan redoks. Kebingungan ini pertama disebabkan oleh istilah yang mirip yakni asal usul oksigen dan kedua kesalahpahaman transfer elektron. Dalam sejarah, A. L. Lavoisier, yang merupakan bapak besar kimia modern di abad 18, mengganggap oksigen sebagai bahan dasar semua asam. Ia juga mendefinisikan oksidasi sebagai pembentukan oksida dari suatu unsur dan oksigen. Definisi asam basa dan redoks yang sekarang muncul jauh setelah Lavoiser. Lebih lanjut, asam Lewis menerima pasangan elektron dari basa membentuk kompleks asam-basa, dan oksidator menangkap elektron dari reduktor seraya mengalami reduksi. Fakta bahwa asam dan oksidator adalah akseptor elektron, dan basa dan reduktor adalah donor elektron, juga merupakan salah satu sumber kebingungan itu.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-anorganik/asam-basa-lewis-asam-basa-dan-redoks/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Fungsi Keasaman Hammet

Ditulis oleh Taro Saito pada 23-10-2009

Konsentrasi ion hidrogen dan pH bermakna hanya dalam larutan encer asam dalam pelarut air. Keasaman dalam larutan pekat dan pelarut non-air diukur dengan menggunakan fungsi keasaman Hammett. Fungsi ini memungkinkan pengukuran keasaman berbagai asam dalam pelarut non-air. Fungsi Keasaman Hammett dalam kesetimbangan

B + H + → BH+

didefinisikan dengan

definisi hammet

dalam larutan encer:

larutan encer hammet

Asam dengan -H0 lebih dari 6 disebut superasam. Asam ini 106 kali lebih kuat dari larutan asam kuat 1 molar. -H0 untuk asam sulfat murni adalah 12.1, 21.1 untuk larutan HF dalam SbF5, dan 26.5 untuk kombinasi HSO3F dan SbF5. Superasam mempunyai kemampuan untuk mengambil H- dari hidrokarbon dan melakukan pertukaran H-D dan pemotongan ikatan C-C, dsb.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-anorganik/fungsi-keasaman-hammet/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Asam Basa Arhenius dan Bronsted Lowry

Ditulis oleh Taro Saito pada 21-10-2009

Definisi asam basa telah berubah dengan waktu. Hal ini bukan masalah definisi yang ketinggalan zaman, namun lebih karena kemudahan menerapkan konsep untuk masalah kimia yang khusus. Oleh karena itu, mengurutkan kekuatan asam basa juga bergantung pada definisi asam basa yang digunakan.

a. Asam basa Arrhenius

Di tahun 1884, Arrhenius mendefinisikan asam adalah zat yang menghasilkan H+ dan basa adalah zat yang menghasilkan OH-. Bila asam adalah HA dan basa BOH, maka HA → H+ + A- dan BOH → B+ + OH-. Bila asam dan basa bereaksi akan dihasilkan air.

b. Asam basa Bronsted Lowry

Dalam teori baru yang diusulkan tahun 1923 secara independen oleh Brønsted dan Lowry, asam didefinisikan sebagai molekul atau ion yang menghasilkan H+ dan molekul atau ion yang menerima H+ merupakan partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang menghasilkan OH-, tetapi yang menerima H+. Karena asam HA menghasilkan H+ ke air dalam larutan dalam air dan menghasilkan ion oksonium, H3O+, air juga merupakan basa menurut definisi ini.

HA(asam) + H2O(basa) → H3O+(asam konjugat) + A- (basa konjugat)

Di sini H3O+ disebut asam konjugat dan A- adalah basa konjugat. Namun, karena air juga memberikan H+ ke amonia dan menghasilkan NH4+, air juga merupakan asam, seperti diperlihatkan persamaan berikut:

H2O(asam) + NH3 (basa) → NH4+(asam konjugat) + OH- (basa konjugat)

Jadi air dapat berupa asam atau basa bergantung ko-reaktannya. Walaupun definisi Bronsted Lowry tidak terlalu berbeda dengan definisi Arrhenius, definisi ini lebih luas manfaatnya karena dapat digunakan ke sistem asam-basa dalam pelarut non-air.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-anorganik/asam-basa-arhenius-dan-bronsted-lowry/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Pecahan Kaca di Medan Tawuran

Kata Kunci:
Ditulis oleh 齊爾長 pada 22-10-2009

kaca-mobil-pecah“Karena suatu alasan yang jelas, kaca depan mobil dibuat sedemikian rupa hingga ketika terbentur sesuatu seperti benda keras, pecahannya tidak terlontar ke mana-mana. Tapi, mengapa kaca itu tidak pecah menjadi kepingan-kepingan sangat kecil dan banyak sekali, bahkan tidak dalam wujud lempengan lebar? Kenapa demikian dapat terjadi? “

Mencegah pecahan kaca terbang berserekan relative mudah. Kaca depan mobil sesungguhnya seperti sebuah roti lapis, dengan kaca sebagai sepasang roti yang tengahnya di-isi dengan sejenis plastic bening elastic. Ketika sebongkah batu mengenai kaca depan, sebagian besar kepingan kaca tetap melekat pada plastic alih-alih terbang kemana-mana. Tapi, mengapa kaca tersebut pecah menjadi keping-keping yang sangat kecil, bukannya menjadi potongan lebar seperti ketika Anda memecahkan sehelai kaca biasa adalah sebuah soal lain lagi. Itu terkait dengan bagaimana pengolahan kaca tersebut agar menjadi lebih kuat.

Sudah barang tentu kaca mobil harus lebih kuat daripada kaca biasa. Untuk membuat bahan yang lebih kokoh, para insinyur biasa menggunkan teknik pratekan (presstressing). Artinya, sebelum dipake bahan itu telah dibebani dengan sejumlah gaya yang besanya tertentu. Maka itulah perlakuan yang telah diberikan kepada kaca depan mobil.

Ketika kaca masih bertemperatut tinggi setelah dibentuk, permukaan dan hanya permukannya di dinginkan secara mendadak. Perlakuan ini mengunci struktur molekuler kaca bertemperatur tinggi, yang memiliki struktur lebih luas daripada struktur kaca pada temperature ruang.. Ketika seluruh lembaran di biarkan menjadi dingin pelan-pelan sampai temperature kamar, bagian permukaan kaca mempertahankan struktur temperature tinggi yang pernah terbentuk, sedangkan bagian dalamnya mengkerut kembali ke structure temperature kamar yang lebih kencang. Akibatnya pada kaca tersebut ada perpaduan antara gaya tarik dan gaya tekan(tension dan compression) yang telah terkunci di dalam kaca-seperti ketika situasi Anda mengikat tumpukan buku dengan sekuat-kuatnya sehingga seluruh struktur menjadi kaku.

Energi yang tertahan terlepas secara mendadak ketika kaca itu pecah. Akibat energy tadi pecahan di suatu tempat dengan cepat merambat seperti sebuah reaksi berantai ke seluruh permukaan yang semula tegang. Karena ketegangan kaca merata di seluruh permukaan, retak atau pecah pun cenderung menyebar ke seluruh dengan bentuk seperti taburan kerikil.

“Bagaimana cara orang membuat beton pratekan (presstress concrete)?”

Mereka memainkan music Rock yang sangat keras sambil menuang adukan. Maaf, tentu saja tidak begitu caranya. Kekuatan sebuah beton pratekan bukan dengan cara memanggangnya dalam oven, seperti pembuatan pada kaca mobil. Beton pratekan adalah beton yang berisi kabel-kabel baja yang telah ditarik sampai tegang ke arah memanjang, sebelum beton mengeras. Selanjutnya kabel itu terus berkontraksi seperti karet gelang yang di renggangkan,tetapi tidak bisa karena beton terus mengeras, makan kini beton mengalami tekanan (kompresi) yang terus menerus. Beton bukan struktur bangunan yang baik untuk memikul beban tarik (tension), maka guna mengatasi kelemahan ini, batu buatan tersebut diperkuat dengan tulangan, atau dengan kabel baja seperti diatas.


http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/pecahan-kaca-di-medan-tawuran/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Keajaiban di Seputar Cuci Mencuci

Ditulis oleh 齊爾長 pada 20-10-2009

deterjen-kimia”Kemasan setiap detergen pencuci pakaian selalu bertuliskan “baru”, ”disempurnakan”, ”unik”, dan diakui lebih baik daripada produk-produk sejenis. Apakah semua itu sesungguhnya sabun?”

Bukan. Detergen yang dimaksudkan di atas tidak sama dengan sabun, walaupun sabun juga detergen. Kata”detergen” yang berarti membersihkan sesuatu, berasal dari kata Latin adalah detergene yang berarti menghapus.

Setelah lebih dari dua ribu tahun menggunakan sabun, yang mudah dibuat, cukup dengan memasak abu kayu dengan lemak hewani (padahal kita tahu bahwa dasar ini kotor dan menjijikan), orang akhirnya menciptakan detergen sintesis, yang dalam banyak hal dapat bekerja lebih baik daripada sabun. Sekarang “deterjen” hanya digunakan untuk ramuan-ramuan bahan kimia tiruan yang sering mengambil ruang banyak sekali di toko-toko swalayan.

Semua detergen, termasuk sabun adalah surfaktan, senyawa kimia dengan keistimewaan dapat mempertemukan minyak dengan air. Kebanyakan kotoran melekat ke kulit, pakaian, perabot rumah tangga, perabotan makan, mobil kita berkat bantuan selaput berminyak yang lengket. Apabila kita dapat membujuk selaput minyak itu untuk bersedia ikut dengan air berarti lepaslah “lem” yang semula merekat kotoran ke kulit, pakaian dan sebagainya. Tetapi, semua botol dan kotak warna-warni di rak toko umumnya berisi sejumlah bahan kimima lain di samping surfaktan. Lalu, bagaimana tiap pabrik terus mengaku bahwa produk mereka berbeda atau lebih bik disbanding produk para pesaing?

Berikut ini daftar bahan yang mungkin berada di balik produk-produk pencuci pakaian, sabun, pembersih kaca, deterjen pencuci piring dan sebaginya sebagainya selain surfaktan. Lalu,bagaimana tiap pabrik terus mengakui bahwa produk mereka berbeda atau lebih baik dibandingkan produk para pesaing?

Berikut ini daftar bahan yang mungkin berada di balik produk-produk pencuci pakaian, sabun, pembersih kaca, detergen pencuci piring dan sebagainya selain surfaktan. Dan jangan melupakan unsure paling mahal di anatara semua tadi (iklan). Kita tahu bagaimana iklan untuk produk-produk tersebut.

Asam dan Alkali : Asam memudah kan pelepasan endapan mineral, sedangkan alkali berguna melawan kotoran berlemak dan berminyak. Sebagai contoh adalah asam asetat, asam sitrat, ammonia.

Agen Antimikroba : Untuk membasmi mikro-organisme penyebab penyakit. Sebagai contoh minyak pinus, trikloban, triklosan.

Agen antideposisi : Sesudah berhasil melepaskan kotoran, kita ingin kotoran-kotoran itu tidak kembali seperti semula. Sebagai contoh karboksimetil selulosa, polietilena glikol, natrium silikat.

Pengelantang : Menghilangkan noda dengan cara “memutihkan dn mencerahkan” pakaian Anda. Sebagai contoh natrium hipoklorit (chlorine bleach) natrium perbonat (colir safe bleach).

Anti sadah : Mengatasi kesadahan air yang mengurangi kinerja surfakan. Sebagai contoh Natrium karbonat (soda cuci), natrium tripolifosfat. Yang belakangan merupakan salah satu fosfat paling tidak disukai dalam detergen. Jika fosfat masuk ke saluran pembuangan rumah tangga kemudian ke sungai-sungai dan danau-danau nereka dapat merusak lingkungan dengan mengganggu keseimbangan ekologis. Fosfat menyebabkan ganging tumbuh berlimpah dan ketika air tidak mampu mendukung perluasan lebih lanjut, mereka mati. Gangang mati mengundang bakteri berpesta-pora, namun bakteri melahap oksigen, bangkai-bangkai ikan menjadikan pesta pora bakteri makin semarak, demikian seterusnya. Karena alasan ini fosfat tidak boleh lagi digunakan dalam detergen.

Penghambat korosi : Melindungi komponen-kompenen logam dalam mesin cuci atau perabotan masak. Sebagai contoh natrium silikat.

Enzim : Adalah bahan kimia alami yang mempercepat reaksi-reaksi kimia alami. Dalam produk pencuci mereka mempercepat penghancuran noda-noda tertentu, misalnya getah. Sebagai contoh adalah protese dan selulose.

Agen pelembut kain : Melembutkan bahan dan mengendalikan listrik statis. Contohnya adalah senyawa ammonium kuetener.

Pengharum : Menyembunyikan bau-bau dari semua bahan lainnya dan menjadikan kita mengira cucian kita menjadi “segar”, apapun artinya.

Pencerah Optik : Membuat pakaian Anda tampak lebih cemerlang dengan mengubah cahaya kuning atau cahaya ultra ungu yang tidak kelihatan menjadi cahaya kebiruan dan keputihan. Contohnya stilbena disulfanat.

Pengawet : Melindungi produk dari Oksidasi, hilangnya warna dan serangan bakteri. Contoh hidroksitoluena butilat, EDTA.

Pelarut : Agar semua bahan terlarut dalam produk berwujud cair. Contohnya etil alcohol, propilena glikol.

Agen pengendali dadih (suds) : Mengendalikan jumlah didih atau setidaknya mengusahakan agar tidak menjadi kerak. Contoh alkanolamida dan sabun.

Hidup di dunia cuci mencuci tidak sederhana ketika kita masih menggosok lemak kambing di campur abu kayu….


http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/keajaiban-di-seputar-cuci-mencuci/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail

Diagram Latimer

Ditulis oleh Taro Saito pada 20-10-2009

Diagram Latimer adalah diagram dengan spesi kimia berbilangan oksidasi tertinggi ditempatkan di paling kiri dan serangkaian spesi dari atom yang sama disusun ke kanan sesuai dengan penurunan bilangan oksidasi, dan potensial reduksi standar (/V) ditulis di atas garis yang menghubungkan setiap keadaan. Diagram ini adalah cara mudah untuk mendiskusikan reaksi redoks. Karena potensial reduksi akan berbeda dalam larutan asam dan basa, diperlukan diagram yang berbeda bergantung pada pH larutan. Dengan mengambil contoh deretan oksida dan hidrida nitrogen dalam larutan asam sebagai contoh

deretan oksida

yang dalam basa diagramnya menjadi:

basa diagram

Sifat aditif fungsi keadaan ∆G0 dapat digunakan untuk menghitung potensial reduksi standar antar bilangan oksidasi yang berjauhan.

antar bilangan oksida

Perubahan energi bebas dan potensial reduksi keadaan yang terdekat adalah ∆G01, E01, ∆G02, E02 dan jumlah elektron yang diserahterimakan adalah n1 dan n2. Sehingga

jumlah elektron

Misalnya untuk reduksi NO3- menjadi HNO2 dua elektron diserahterimakan untuk membentuk HNO2 melalui N2O4 dan potensialnya menjadi:

dua elektron potensial

Akhir-akhir ini, bila senyawa anorganik baru disintesis, sifat redoksnya dipelajari, biasanya dengan pengukuran elektrokimia. Voltametri siklis adalah teknik yang dipilih karena kesederhanaannya. Teknik ini meliputi pengukuran potensial, jumlah elektron yang ditransfer, kereversibelannya, dsb.

Biasanya cukup baik untuk mengganggap potensial oksidasi berkaitan dengan tingkat energi HOMO, sebab oksidasi biasanya mengambil elektron dari HOMO dan potensial reduksi berkaitan dengan tingkat LUMO sebab reduksi menambahkan elektron ke LUMO. Namun, berbagai faktor, seperti pengaruh pelarut, harus diperhatikan dalam diskusi kuantitatif proses redoks.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-anorganik/diagram-latimer/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+chem-is-try+%28Chem-Is-Try.Org+|+Situs+Kimia+Indonesia+|%29&utm_content=Yahoo!+Mail